Kamis, 23 Oktober 2014

ELGA Part 4

Sejak kejadian itu, Elga mulai merubah sikapnya, entah itu dirasakan oleh Yoga atau tidak.
Sementara itu, ternyata diluar kedai sudah ada Yoga yang mendengar semua pembicaraan dari Elga dengan Tyo. Yoga hanya terdiam, kemudian ia berbalik menuju mobilnya. Ternyata setelah Elga turun dari mobilnya, Yoga yang merasa penasaran memutuskan untuk mengikuti Elga pergi. Sungguh suatu hal yang diluar dugaan, bagaimana ia harus bersikap besok saat bertemu Elga. Sungguh situasi yang rumit dan Yoga juga merasa bersalah pada Elga yang sebenarnya sangat tidak pantas ia perlakukan seperti itu.
“Terus, apa rencanamu selanjutnya?? Memaafkan dia atau memutuskan hubunganmu dengan dia?” Tanya Tyo.
“Aku nggak tahu, tapi aku sakit hati. Aku berusaha jadi yang terbaik untuk dia, tapi…” tangisnya kembali menghentikan perkataannya. Tyo hanya terdiam dan mengelus bahu Elga.
*****************************
Keesokan harinya, Yoga tidak menjemput Elga seperti biasanya. Mereka berangkat sekolah sendiri-sendiri dan saat disekolahpun, saat keduanya berpapasan keduanya seperti tidak kenal satu sama lain. Tapi setelah berjalan cukup jauh, Yoga memalingkan pandangannya untuk melihat Elga. Sungguh begitu berubah sikap Elga. Elga yang dulu selalu tersenyum untuknya walaupun mungkin dalam hatinya tidak demikian sekarang terasa begitu dingin. Kalau saja Yoga tidak mendengarkan percakapn kemaren, pasti ia akan bingung dengan sikap Elga yang seperti ini, atau mungkin ia akan pura-pura tidak tahu.
Hari pertama perayaan ulang tahun sekolah dibuka dengan acara dance dari para dancer sekolah dan selanjutnya yaitu acara lomba-lomba yang tertera dijadwal. Yoga sempat mencari sosok Elga di sekian banyak kerumunan para siswa cewek tetapi tidak menemukannya. Ia berfikir apakah Elga memilih untuk menyendiri karena masalah kemarin, dan menurut Yogapun itu hal wajar yang pasti akan dilakukan oleh orang yang sakit hati.
Setelah selesai permainan, Yoga berniat mencari Elga. Ia memutuskan untuk minta maaf. Tetapi ia sama sekali tidak dapat menemukan Elga. Lalu ia menghampiri Susan salah satu sahabat Elga.
“San, lihat Elga nggak?”
“Cari ajah sendiri.” Jawab Susan jutek.
“Plisss san, penting nih.”
“Hellooooo…..mau apa nyari’in Elga, belum puas yah bikin sakit hatinya.”
“Maksudnya?”
“Nih anak pura-pura bego lagi.”
“Oh..Iya, aku emang salah dan aku mau minta maaf sama dia.”
“Percuma”
“kok…”
“Elga sekarang mungkin udah dalam perjalanan ke Jogja. Tadi dia kesekolah Cuma mau pamit sama guru-guru ajah.”
“Ke Jogja????”
“Ga tahukan kamu?? Soalnya dari dulu kamu emang ga pernah mau tahu tentang Elga. Sebaik apapun Elga sama kamu, tapi tetep kamu ga akan bisa suka sama dia.” Yoga hanya terdiam mendengar penjelasan Susan.
“Elga tahu kok kalau kamu ga suka sama dia, Elga merasa kalau kamu selalu terpaksa saat sama dia. Tapi aku ga nyangka kalau kamu sangat kejam. Kamu udah biarin Elga selalu nunggu kamu.” Yoga tetap terdiam.
“Coba kamu pikir selama ini, apa yang kamu suka dan kamu ga suka Elga tahu semua. Tapi kamu, apa yang kamu tahu tentang Elga. Elga sudah menyerah dengan hubungan yang seperti ini. Empat hari yang lalu rencananya Elga mau memberitahu masalah ini ke kamu dan bertanya tentang hubungan kalian. Tapi omonganmu sama teman-temanmu sudah cukup memberinya jawaban dari pertanyaannya.”
“Jadi….”
“Udahlah, kamu pikir sendiri.” Susan berlalu meninggalkan Yoga yang merasa menyesal karena perilakunya terhadap Elga. Dan apapun yang terjdi, nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada lagi Elga si pacar yang kutu buku selalu menemaninya dan selalu menyediakan bekal dan minum saat ia latihan Basket. Tidak ada lagi Elga yang selalu tersenyum menunggunya. Dan kini hanya ada rasa sesal. Mungkin sudah tidak berarti, tetapi andai ada kesempatan untuk bertemu kembali, Yoga pati akan meminta maaf dan akan meminta Elga untuk dapat terus menemaninya. Karena yang ia rasakan selama ini salah. Ia yang merasa Elga membosankan, itu bukanlah Elga yang membosankan, tetapi Yoga lah yang tidak mampu untuk membawa suasana sehingga membuat Elga juga enggan untuk berbicara. Dalam hatinya Yoga berjanji akan menemukan Elga kembali suatu saat nanti.

Tunggu sampai aku lulus SMA ini dan aku akan menemukanmu kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar