Rabu, 22 Januari 2014

Apa yang akan kita katakan dan lakukan? -Cahyani-

Seorang anak perempuan usia 9 tahun memiliki 3 orang adik yang masih kecil, orang tuanya hanya pekerja serabutan, bapaknya penjual tahu dengan kondisi sakit kaki. Untuk berjalan, sang bapak dibantu oleh tongkat yang itu pun hasil pemberian oleh tetangga. Ibunya hanya bekerja sebagai penganyam bambu yang mendapatkan upah Rp.50 setiap 1 bambu besek yang mampu ia jual. Dalam kehidupan gadis kecil itu hanya keinginan sederhana yang ingin ia miliki, selama hidupnya ia tidak pernah makan coklat. Bermimpi unutk bisa makan coklat pun terasa sangat sulit. Setiap hari ia hanya makan sepiring nas dengan air hangat dan garam sebagai pendampingnya.
Cita-citanya ingin menjadi seorang guru, ingin bisa melanjutkan sekolahnya dan melihat adik-adiknya juga mampu untuk melanjutkan sekolah mereka. Sungguh impian yang sangat mulia di tengah-tengah hingar bingar kota dan kepadatan para orang-orang mampu yang mungkin ada yang beranggapan bahwa sekolah tidak begitu penting.
Apa yang akan kita lakukan dan kita katakan jika Tuhan memberikan posisi itu kepada kita?
Apa yang akan dan mampu kita katakan...
Bersyukurlah kita yang masih diberikan kecukupan hingga saat ini. Mampu untuk bersekolah dan setidaknya masih bisa merasakan makan makanan yang layak. Menikmati coklat yang bagi gadis kecil itu adalah hal yang mewah, hal yang tidak mungkin...Bersyukurlah... -Cahyani "Si Gadis Kecil Penjual Tahu"-


Karawang, 22 Januari 2014
Fenty Nur Sayit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar