Selasa, 07 Januari 2014

No Tittle Part 2

“Bagus kalau kau masih mengingatku”. Vian berjalan mendekati Septa yang terduduk dilantai, otomatis Septa beringsut menjauh. Ruangan ini kosong hanya ada satu kursi, seperti kamar yang belum ada isinya. Ada pintu dan jendela yang tertutup tirai putih yang sepertinya menuju kearah balkon rumah.
“Kau tidak perlu takut karena aku tidak akan menyakitimu kalau kau menuruti apa yang aku perintahkan dan tidak berusaha kabur dari tempat ini, jika kau berusaha untuk kabur maka akibatnya akan fatal”. Ancam Vian.
“Terus anda mau apa dengan menyekap saya disini?”. Tanya Septa yang masih bingung dengan keadaan ini semua. Septa merasa tidak pernah membuat kesalahan ataupun memiliki masalah dengan Vian. Septa hanyalah seorang anak yatim piatu tidak memiliki saudara dan untuk urusan rekan kerja hanyalah sebatas teman yayasannya. Sejak kecil Septa sudah tinggal di Yayasan di mana ia bekerja saat ini.
“Aku tidak akan menjelaskannya sekarang, kau akan tahu bila saatnya sudah datang. Ingat, jangan coba-coba kabur dari tempat ini”. Ancam Vian sekali lagi sambil menjauh hendak meninggalkan Septa.
“Tunggu”. Vian menghentikan langkahnya ketika Septa beteriak. “Aku mau ke toilet”.
Vian lupa kalau Septa sudah pingsan hampir 3 jam, pantas kalau saat ini ia ingin ke kamar kecil.
“Kau ini”. Racau Vian. Vian mengantar Septa keluar KAmar dan menuju kamar kecil yang letaknya ada di ujung lorong. Seperti dugaan Septa, ia dikurung di lantai dua dan itu memang sebuah kamar. Sepertinya ini sebuah rumah yang belum di huni, terlihat masih belum ada barang-barang di rumah ini. Septa memperhatikan sekeliling keadaan yang ada di rumah ini.
“Apa yang kau lihat? Mencari celah untuk bisa kabur?percuma tidak akan bisa”. Vian dari tadi memperhatikan Septa yang melihat-lihat kondisi sekeliling rumah.
“Ah tidak, bukan begitu. Hanya saja rumah ini, rumah ini kosong tidak ada apa-apa”. Septa tergagap.
“Tidak penting, cepat sana ke kamar kecil”.
Sudah hampir 2 minggu Septa berdiam diri dirumah ini tepatnya di kamar tempat ia pertama kali disekap. Bedanya sekarang sudah ada ranjang, alamari dan kelengkapan kamar sebagaimana mestinya, tetapi tetap saja dengan penjagaan ketat. Diluar kamar ada 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang bertugas untuk menjaga Septa. Hari hari septa dihabiskan hanya dengan berdiam diri di dalam kamar. Makan dan minum ia lakukan di dalam kamar, bahkan ketika ke kamar kecil ada penjaga perempuan yang mengikutinya.

Kalau aku terus-terusan begini bisa mati bosan aku disini. Aku harus mencari cara untuk bisa kabur dari rumah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar