Selasa, 07 Januari 2014

No Tittle

 Tempat apa ini, begitu sepi dan gelap. Tidak terdengar aktifitas apapun disana yang ada hanya sepi, senyap. Perlahan Septa membuka matanya, gelap, hanya itu yang ia rasakan. Diamana dia??.
Terakhir kali yang ia ingat ketika ia pulang kerja, hujan sangat lebat tapi ia memutuskan untuk tetap pulang, karena bila tidak ia akan terus terjebak ditempat kerjanya sementara malam makin larut. Septa berjalan menembus hujan dengan paying kecil di tangannya dan ketika di ujung jalan tiba-tiba sebuah tangan kekar merenggutnya dari belakang dan kemudian semuanya gelap. Tidak ada perlawanan atau apapun karena semuanya begitu cepat.
“Kau sudah bangun rupanya”. Sebuah suara asing menyapanya saat pertama kali matanya terbuka. Ini gelap dan pemilik suara itu tahu Septa terbangun.
Septa mengusap matanya, kepalanya terasa pusing dan berat. “Ada dimana ini?”. Septa berusaha untuk mencari dimana dia sekarang.
“Kau tak akan tahu, ini tempat yang jauh dari kehidupanmu yang dulu. Sekarang kau ada disini untuk Aku.” Suara itu membuat Septa bingung. Klik.. terdengar suara dan tiba-tiba lampu menyala, Septa mengerjapkan kedua matanya. Silau.
“Mengingatku?”. Septa melihat orang yang tentunya ia kenal di depan matanya, beriri dengan angkuh dan tersenyum jahat.
“Anda?” Septa terperangah, Vian yang ia tahu adalah pemilik yayasan dimana Septa bekerja. Ia pernah melihatnya sekali pada saat malam penggalangan dana. Vian hadir sebagai pembuka acara dan saat itu Septa adalah Koordinator Penggalangan Dana. Hanya sebatas itu Vian yang ia tahu selebihnya tidak ada sama sekali. Lalu ada hubungan apa Vian dengan yang Septa alami hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar