Kamis, 23 Januari 2014

ELGA Part 3

Minggu ini sekolah akan terasa sangat ramai karena seperti pada tahun-tahun yang lalu kalau hari ulang tahun sekolah pasti kegiatan belajar mengajar selama satu minggu akan berkurang dan itu yang telah lama ditunggu oleh para siswa. Banyak kegiatan lomba-lomba antar sekolah yang akan diadakan disini. Dan pastinya wajib diikuti oleh seluruh siswa siswi.
“Ulang tahun sekolah kali ini kamu mau ikut lomba apa El?” tanya Yoga saat mengantarnya pulang sekolah. Walaupun seperti ada jarak diantara mereka tapi setiap berangkat dan pulang sekolah Yoga selalu bersama Elga.
“Aku nggak ikut apa-apa.” Jawab Elga singkat.
“Kalau tahun lalu ikut apa?” Elga menggelengkan kepala. Yoga jadi heran kenapa Elga seperti memberikan jarak diantara dirinya dan Yoga. Padahal biasanya Elga antusias menjawab pertanyaan Yoga.
“Kamu kenapa El?” tanyak Yoga. Dan kembali lagi Elga hanya menggelengkan kepala.
“Aku turun didepan yah.”
“Kamu mau kemana?”
“Ada urusan sebentar, kamu pulang ajah dulu nanti aku naik angkota.”
Sebelum turun dari mobil Elga tak lupa mengucapkan terimakasih.
Tumben-tumbenan dia seperti itu, kenapa yah?? Dan jawaban dari penasaran Yoga pun tak terjawab.
Elga yang meminta untuk turun tadi berjalan menuju sebuah kesebuah kedai minuman kecil disalah satu gang. Dia menemui seorang pemuda yang  usianya mungkin lebih tua 3 tahun dari usia Elga sekarang.
“Hai, tumben!” sapa pemuda yang bernama Tyo itu. Elga duduk disalah satu bangku dan menundukkan kepalanya kemudian menangis.
“Kenapa?” Tyo segera menghampiri Elga dan tangis Elga semakin menderu.
“Aku salah apa? Dia tega,  aku benci dia. Dia...” Elga takmampu meneruskan kata-katanya.
“Dia siapa?” Tanya Tyo yang sepertinya penasaran.
“YOGA.” Jawab Elga kemudian ia terdiam dan mulai bercerita.
Siang itu Yoga tidak ada jadwal untuk latihan dan biasanya Yoga dan teman-temannya akan berkumpul di ruang olahraga. Elga yang mau bilang ke Yoga kalau ia mau pulang lebih dahulu berniat menemui Yoga di ruang olahraga dan sebelum ia masuk ia sempat mendengar pembicaraan Yoga dan teman-temannya yang menyangkut Elga.
“Udah berapa bulan tuh sama si kutu buku, awet nih.” Goda Zaki dan diikuti derai tawa yang lain.
“Iya tuh, adem ayeem ajah. Betah tuh, emang asyik yah jalan sama dia?” celetuk yang lain, Irwan.
“Ahh...kalian, kayak nggak ngerti ajah. Bisa dibayangin sendirikan, jalan sama orang aneh kayak dia. Udah pendiem,  ga asyik, bikin boring. Huuuuffftttt....kalo ga gara-gara aku pengen tunjukin ke kalian kalau aku mampu bertahan sama dia selama satu tahun, udah dari dulu kali tuh monster aku lempar ke samudra Pasifik.” Jelas Yoga an diiringi tawa semua temannya.
“Sadis Mas brooo..” ujar Sandy.
“Peduli amet. Amet ajah ga peduli sama dia. Hahahaha.....” .

Dan belum sempat Elga mendengarkan semua pembicaraan dari mereka, ia langsung berlari menjauh dari ruangan yang seharusnya ia tiak pernah masuk kesitu atau bahkan berhubungan dengan orang yang ada didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar